Indonesia Jadi Negara Maju? Perbaiki SDM nya Dulu!


Source: Kemenko PMK


“Saat kamu menyampaikan kebenaran, maka kamu akan menemukan 2 reaksi yang berbeda; Orang yang cerdas akan merenung dan
Orang yang bodoh akan tersinggung
” quote itu mungkin tidak asing bagi kita dan kalian pasti pernah menjumpai orang yang dimana ia diberikan edukasi atau sekedar diingatkan malah marah dan tidak terima, sedangkan cara kita memberikan edukasi atau cara mengingatkannya sudah dengan cara yang baik dan benar. Lantas itu akan membuat kita jengkel dengan orang tersebut.

Zaman semakin maju dan teknologi semakin berkembang, pastinya banyak orang-orang yang memberikan beberapa edukasi lewat platform sosial media. Mulai dari edukasi mengenai pendidikan, parenting, life style, dan lainnya. Kebanyankan orang merasa senang dengan adanya edukasi tersebut, tapi ada beberapa orang yang mungkin kurang suka dengan edukasi tersebut. Secara garis besar, mereka yang kurang menyukai edukasi tersebut karena tidak sesuai dengan pendapat mereka, mungkin merasa dirinya lebih pintar daripada orang yang mengedukasi bahkan merasa tersinggung.

Hal ini dapat dilihat dengan berbagai komentar negatif pada setiap konten yang ingin memberi edukasi. Contohnya saja ada salah satu konten kreator yang menanggapi sebuah video trend ‘Hi kids, this is your dad/mom’ yang tengah viral di sosial media. Terlihat di video trend tersebut bahwa ada dua sejoli yang mengikuti trend itu dan faktanya adalah si laki-laki itu berusia 20 tahun, sedangkan si anak perempuan masih berusia 15 tahun.

Sang konten kreator pun lantas menanggapi video tersebut yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang bahaya Child Grooming. Child Grooming sendiri adalah upaya atau salah satu teknik memanipulasi pikiran anak untuk tujuan tertentu. Tujuan yang paling sering dari teknik ini adalah untuk eksploitasi dan pelecehan seksual.

Lantas apakah tanggapan sang konten kreator ini yang bertujuan untuk mengedukasi disambut baik? Sebagian besar netizen setuju dengan tanggapan sang konten kreator dan memberikan banyak penjelasan lebih detail tentang Child Grooming beserta potensi kecil yang dapat terjadi. Akan tetapi, tak sedikit juga yang tidak terima atas tanggapan sang konten kreator. Mereka berspekulasi bahwa sang konten kreator merasa iri karena tidak memiliki pasangan sehingga memberikan tanggapan tersebut.

Apaan si mba nya sok asik bgt orang mau pacaran umur berapa juga hak dia kali, Iri hati emng susah” tulis salah satu warganet yang kontra dengan edukasi tersebut.

Disisi lain, ada juga warganet yang mengatakan bahwa orang yang diberi edukasi tapi malah kontra dan menghujat adalah tanda dari kualitas SDM yang rendah. Mungkin istilah SDM rendah bukanlah suatu hal yang asing bagi kita, istilah tersebut diperuntukkan bagi orang yang tidak memiliki sumber literasi atau pengetahuan yang tinggi dan luas tapi selalu merasa benar.

Welcome to Indonesia, dimana edukasi di bilang baperan dll, mau heran tapi SDM rendah” tulis salah satu warganet yang geram dengan warganet kontra.

Gini yah adik adik imut, usia 17 tahun kebawah kenapa dilarang berpacaran? Karena kamu itu masih ranum, masih bisa “diatur” egonya paling minta jajan seblak gadikasi, nah itu “santapan” lezat bagi pria dewasa yang belum mau serius, cuma pengen lucu lucuannya doang, karena sejatinya pria yang udah dewasa gaakan mencari seorang wanita yang belum siap secara mental, inget yah pacaran bahkan hubungan pernikahan sekaligus bukan sebates “aku sayang kamu” hehehehe, malah skrg cewe cewe 21+ aja masih mikir2 buat memulai hubungan karena memang tidak seindah dilayar layar kaca” imbuh warganet lainnya.

So, apa tanggapan kalian tentang ini semua? Apakah kalian termasuk orang yang setuju dan bisa menerima kritik, saran, bahkan edukasi demi kebaikan kalian. Atau malah sebaliknya? [fa]

Comments