Mengukur Kredibilitas Kandidat Melalui Debat Capres: Fakta atau Retorika?


 

Sobat blogger, hampir seminggu lalu debat capres ke-3 diadakan. Tepatnya pada Minggu, 07 Januari 2024 yang bertempat di Istora Senayan berlangsung sengit. Para capres saling menunjukkan eksistensi keunggulan visi-misi mereka yang kuat pada acara malam itu.

Debat Capres ke-3 lalu semakin menguak watak ketiga paslon yang sedang bertanding untuk mengunggulkan dirinya. Banyak masyarakat yang berspekulasi bahwa debat capres ketiga lalu bukanlah acara debat yang sesungguhnya, melainkan acara saling serang untuk menjatuhkan salah satu pihak.

Contohnya saja ketika debat mulai memasuki sesi tanya jawab antar paslon. Ketika paslon nomor 01, Anies Baswedan terus menerus menyerang paslon nomor 02, Prabowo Subianto dengan pertanyaan yang menyangkut data-data keamanan negara dan tentang alusista, sedangkan Anies sendiri tidak terlalu mengerti tentang keamanan negara dan salah saat menyebutkan data-data tentang alusista. Tak hanya itu, palson nomor 01 juga turut menyerang paslon nomor 03, Ganjar Pranowo dan sebaliknya.

Sebagian pendukung paslon nomor 02 bertanya-tanya mengapa Prabowo tidak menyerang.Dikutip dari artikel unggahan ANTARA bahwa Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengungkapkan bahwa Calon presiden nomor 2, Prabowo Subianto, mengaku menolak  menyerang lawannya pada debat capres ketiga lalu.

"Ini demi Allah, demi Tuhan nih, Pak Prabowo bilang tidak, enggak boleh (serang lawan debat)," tutur Budiman saat dijumpai usai acara peluncuran dan pemaparan rekomendasi kebijakan untuk Prabowo-Gibran di Jakarta, Rabu.

Lantas tindakan Prabowo ini dipuji oleh Ketua Komisi 1 DPR Sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Meutya Hafid. Dikutip dari TribunNetwork, Meutya Hafid mengaku bersyukur karena Prabowo tidak membeberkan soal data pertahanan saat debat capres pada Minggu (7/1/2024) malam.

Faktanya adalah data pertahanan adalah rahasia negara yang tidak bisa dipublikasikan pada khalayak luas. Alasannya simple, karena itu adalah rahasia negara. Jika sampai dibeberkan atau bocor ke publik, maka akan sangat membahayakan negara. Sayangnya Anies Baswedan sendiri tak memikirkan hal itu, ia hanya terus fokus menyerang paslon nomor 02, Prabowo dengan pertanyaan- pertanyaan seputar data pertahanan.

Debat capres ketiga lalu menimbulkan beberapa perdebatan dikalangan netizen Indonesia, berbagai kritikan mengenai debat capres ketiga lalu memenuhi sosial media. Mulai dari kolom komentar hingga ungkapan lewat video yang diunggah pada sosial media.

“Well, ini belum aja dapet kekuasaan yang dituju dan masih dalam proses aja udah keliatan karakternya,” ujar salah satu selebgram sekaligus beauty vlogger di salah  satu akun sosial medianya.

“Seaindainya saja Anies Baswedan yang seorang retorika berbicara dengan diimbangi data, maka akan jauh lebih realistis, berbobot dan tidak hanya menumbar janji-janji saja. Dan sangat disayangkan, Ganjar disetir oleh partainya,” tukas salah satu warganet di kolom komentar.

Well, gimana sob tanggapan kalian? Semua orang punya hak untuk menyuarakan pendapatnya, termasuk saya. Apapun pendapat kalian, sampaikanlah dengan cara yang baik dan benar. [fa]

Comments

  1. ini acara debat apa acara adu gagasan yang bertujuan menjatuhkan?

    ReplyDelete
  2. Antara pikiran jernih dan sehat Mereka pastinya tau untuk memberikan pendapat masing"
    Anak muda all in Prabowo ✌️

    ReplyDelete
  3. Blunder siii Paslon 1, dari yang aku lihat waktu debat isinya emng nyerang Paslon 2. Pdhl ada pertanyaan dari moderator yang butuh penyelesaian dari semua Paslon.. tapi isinya nyerang... #kurangPuas

    ReplyDelete
  4. Pengen ngritik.. tapi takut diculik ... busett.. ngerii amat..

    ReplyDelete
  5. Mau sesengit apapun debatnya, itu percuma toh pemenangnya sudah ketahuan 😎

    ReplyDelete
  6. Sebenarnya data menhan itu tidak semua harus di privasi,coba dengerin apa kata pak Mahfudz MD, pak Anies sebagian menanyakan tentang anggaran dana menhan untuk membeli alutsista,nahh kaya pak Mahfud MD,kalau anggaran dana boleh saja di beberkan karena itu sudah hak rakyat untuk mengetahui,supaya tidak terjadinya kesalahpahaman

    ReplyDelete

Post a Comment